Memiliki rumah yang lumayan dekat
dengan pantai, membuat saya penasaran dengan para nelayan yang bekerja
menangkap ikan di laut. Sebegitu hebatkah mereka menerjang ombak demi
mendapatkan ikan, dan darisana berharap mendapatkan pundi-pundi rupiah untuk menghidupi
keluarganya. Namun kehebatannya itu mungkin tidak diakui oleh semua orang..
apakah hanya aku yang mengakui kehebatnnya?
Bisa dibayangkan ketika pak nelayan
pergi menyebrangi lautan untuk menunaikan pekerjaannya, keluarganya mungkin
harap-harap cemas menunggunya kembali. Kalu kita ditinggalkan salah satu
keluarga missal ke luar kota mungkin masih bisa kontekan lewat telpon, tapi
saya yakin kehidupan mereka jauh dari ponsel. Sehingga keluarga hanya
bergantung kepada doa yang setiap saat dipanjatkan.
Arrgghhh aku sangat mengagumimu pak,
Engkau bersahabat dengan ombak, berteman
dengan karang, berkasih dengan air… Lantas kau masih pedulikan jutaan orang
yang menunggu ikan hasil tangkapanmu…
Engkau seperti mengabdi untuk kami
yang mengharap ikan sebagai menu makan yang kaya protein, namun bisa jadi
keluargamu justru tidak menikmati ikan hasil tangkapanmu… karena ikan
tangkapanmu akan kau gantikan dengan uang untuk menghidupi keluargamu.
Pak nelayaan, kalau ku perhatikan..
Kehidupanmu sederhana
Rumahmu papan atap jerami
Tiada cahaya malam..
Semoga tiap langkahmu menjadi berkah
ya pak..
Kami disini yang hanya bisa menunggu
ikan hasil tangkapanmu tak lagi cuma menunggu, kami doakan supaya Allah selalu
melindungimu beserta keluargamu..
Dan kini ku sadari....
Hidup tak selalu semanis madu
Terkadang seasin ombak laut yang
menerjang batu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar