Nama
saya Mia Lektriani, biasa dipanggil Mia. Saya lahir di Tasikmalaya, 20
Mei 1991, Saya anak ketiga dari empat bersaudara, Ayah saya Obir Sobirin dan
Ibu saya Suarningsih (almarhumah ). Ayah saya dulunya adalah seorang Pegawai
Negeri Sipil yang sekaarang sudah pensiun dan Ibu saya dulunya juga sama
seorang Pegawai Negeri Sivil yang sudah sejak lama mengabdi di SD di desa kami.
Kakak Saya yang paling sulung laki-laki dan kaka saya kedua perempuan.
Alhamdulillaah keduanya sudah menikah. Adik saya perempuan juga yang sekarang
masih duduk di bangku TK.
Pada
saat umur 4 tahun Saya sudah di masukan sekolah TK oleh orang tua saya. Selama
dua tahun saya berada di pengasuhan ibu guru TK. Selanjutnya saya masuk SD
Negeri 1 Cikancra yang merupakan SD terbaik di desa kami, dan disini yang
menjadi salah satu gurunya adalah ibu saya sendiri sedangkan kepala sekolahnya
bapak saya sendiri. Beliau menjabat sebagai kepala sekolah ketika saya duduk di
bangku kelas 4 SD. Ada sedikit prestasi yang saya dapatkan ketika duduk di
bangku SD, yaitu juara 3 dalam lomba membuat kaligrafi se-kecamatan. Selain itu
menjadi perwakilan lomba IPA dari sekolah ketika duduk di bangku kelas 5 SD.
Untuk peringkat sendiri, paling bagus saya pernah peringkat 2, dan paling buruk
saya pernah peringkat 6. Semua itu saya jadikan proses belajar untuk bisa lebih
baik di jenjang selanjutnya. Saya melanjutkan ke jenjang selanjutnya yaitu di
SMP pada tahun 2003. Saat SMP saya bersekolah di SMP Negeri 3 Cikalong, yang
berjarak ± 700 m dari rumahku, dan terjangkau dengan hanya berjalan kaki. Di
bangku SMP ini saya mendapatkan banyak pengalaman dan beberapa prestasi.
Pengalaman pertama dalam berorganisasi saya dapatkan disini. Saya menjadi wakil
ketua OSIS dan sekretaris di PRAMUKA. Peringkat di kelaspun alhamdulillaah
selalu menjadi yang terbaik, yaitu peringkat 1 dari kelas satu sampai kelas
tiga. Selain itu saya sering mengikuti lomba-lomba tingkat kecamatan dan
kabupaten. Baik perlombaan bidang pelajaran atau perlombaan siswa berprestasi.
Dalam setiap perlombaan bidang pelajaran, saya dipercaya dalam bidang Biologi.
Hanya saja dengan saingan yang begitu ketat di tingkat kota dan kabupaten, saya
hanya pernah menduduki peringkat 4 dalam lomba bidang pelajaran yang diadakan
oleh SMAN 1 Tasikmalaya.
Kemudian
di lanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu SMA Negeri 5 Tasikmalaya. Kali ini
saya bersekolah diluar daerah sendiri, yakni di Kota Tasikmalaya yang
memerlukan waktu ± 3 jam dari rumah. Untuk itu saya ngekost selama tiga tahun
duduk di bangku SMA. Saingan yang semakin banyak dan ketat saya hanya mampu
menduduki peringkat 5. Mungkin peringkat itu peringkat terbaik selama saya
berada di bangku SMA. Karena mulai kelas dua sudah tidak diberlakukan peringkat
lagi. Selama di SMA pengalaman organisasi saya bertambah lagi. Disini saya
masuk dalam kegiatan PMR, dan menjadi anggota komisi E DPK (Dewan Perwakilan
Kelas). Waktu SMA saya pernah mengikuti lomba dongeng yang diadakan
pemerintahan kota Tasikmalaya. Alhamdulillaah saya menjadi juara dua ngadongeng.
Waktu itu saya merupakan perwakilan dari SMAN 5 Tasikmalaya. Di bangku SMA lah
saya belajar pendewasaan diri, disini saya dituntut mandiri karena jauh dari
keluarga.
Setelah
saya menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA saya melanjutkan ke jenjang
perguruan tinggi. Waktu itu saya memilih Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung sebagai kampus yang bisa menggali potensi saya dan menguatkan
ilmu agama saya. Karena sejak kecil di lingkungan keluarga kami selalu
ditanamkan nilai-nilai religious, walaupun saya tidak pernah mengenyam
pesantren namun di lingkungan rumah kami pengajian untuk anak anak, remaja, dan
dewasa sangat banyak, bahkan setiap kampung ada madrasahnya.
Di
tingkat universitaslah saya semakin menambah wawasan, terlebih dalam
berorganisasi. Karena selama kuliah S1 saya menjadi pengurus himpunan jurusan
yang diberi nama HIMASAKI selama dua periode. Periode pertama menduduki bidang
soial masyarakat sebagai anggota, karena waktu itu saya baru semester tiga.
Bergabung dengan kepengurusan HIMASAKI di awal-awal masuk kuliah itu cukup
membanggakan, karena hanya 10 orang yang dipilih dari satu angkatan. Periode
selanjutnya saya terpilih sebagai bendahara umum dengan seleksi yang sangat
ketat. Dengan demikian saya masuk jajaran atas dalam himpunan ini, yakni
sebagai Ex-officio beserta ketua dan sekretaris. Dibawah kepemimpinan kami
himpunan ini mengalami peningkatan yang luar biasa dari tahun sebelumnya.
Dimana banyak prestasi yang kami dapatkan dan berhasil mengadakan acara-acara
yang besar seperti seminar nasional, desa binaan, menjalin kerjasama dengan
beberapa perusahaan, dll. Padahal ketika itu HIMASAKI baru sekitar dua tahun
berjalan. Kami merupakan pengurus yang ke-3. Ketika saya menjabat di HIMASAKI
ini, saya juga terpilih sebagai perwakilan dari jurusan untuk bergabung dengan
kepengurusan tingkat nasional, yaitu Ikatan Himpunan Mahasiswa Kimia Indonesia
(IKASAKI). Disini saya tidak terlalu aktif, karena tanggung jawab besar saya
ada di himpunan jurusan. Saya bergerak di bidang biokimia yang diketuai oleh
salah satu mahasiswa kimia ITB. Tapi lagi-lagi saya merasa bangga bisa
bergabung dengan himpunan kimia nasional.
Selain
di bidang organisasi, di bidang akademik pun saya cukup merasa bangga, terkait
dengan kimia ini bukan bidang yang saya sukai pada awalnya seperti yang sudah
saya ceritakan pada postingan sebelumnya. di awal perkuliahan saya mendapat IP
tertinggi beserta dua orang teman lainnya yaitu 3,56, dan mendapat beasiswa
berprestasi. Puji syukur saya panjatkan, karena dengan segala kekurangan Allaah
masih memberikan kelapangan hati dan keluasan pikir untuk bisa menyerap ilmu
yang saya terima di jurusan kimia yang memang belum saya nikmati. Di
semester-semester selanjutnya IPK saya mulai naik turun apalagi setelah menjadi
pengurus HIMASAKI, dan disibukan dengan menjadi asisten praktikum bebrapa mata
kuliah. Saya yang terlalu excited dengan organisasi waktu itu, sedikit
keteteran dengan perkuliahan walaupun tidak pernah absen. Di akhir
kepengurusan, saya sedikit merasa sedih meninggalkan semua aktifitas yang sudah
benar-benar saya nikmati.
Setelah
itu saya focus dengan semua hal yang berhubungan dengan akademik saya. Waktu
itu saya akan mengikuti PKL. Saya waktu itu PKL di Pertamina Balongan Indramayu
selama satu bulan. Lolos sebagai peserta PKL disinipun membuat saya bangga,
karena perusahaan ini sedikit selektif dengan mahasiswa yang akan mengikuti
PKL. Disana saya ditunjukkan dengan dunia kerja yang sesungguhnya, dimana
dituntut kedisplinan, kejujuran, kerja keras yang tinggi. Selain itu kami
dipertemukan dengan orang-orang hebat yang sangat membantu kami dalam
mengembangkan wawasan ilmu kimia. Disitulah pertama kali saya merasakan
atmosfir dunia kerja dan penerapan ilmu kimia. Alhamdulillaah saya pernah
menjadi bagian dari mereka. Tidak cukup disitu, saya dan satu orang teman saya
yang sama-sama PKL di pertamina belum merasa puas dengan pengalaman real itu.
Selanjutnya kami direkomendasikan dosen untuk magang di Perusahaan plastic yang
ada di Tangerang. Kebetulan waktu itu kami PKL lebih dulu dari teman-teman yang
lain, sehingga kami masih punya banyak waktu untuk dimanfaatkan lagi. Rekomendasi
dosen dengan senang hati kami terima, karena kebetulan kami mengambil skripsi
tentang bioplastik, sehingga kami pikir dengan magang di perusahaan ini
sedikitnya akan membantu kelancaran skripsi kami kedepannya. Selama sebulan
kami dididik dibina untuk menjadi pekerja yang disiplin. Seminggu sekali kami
presentasi mengenai hasil penelitian kami dan selalu disharingkan dengan
konsultan. Kami sangat senang bisa magang di dua perusahaan yang berbeda namun
sama-sama memberikan pengalaman yang luarbiasa. Setelah melewati berbagai
pengalaman di perkuliahan, selesailah masa studi S1 saya. Saya lulus dengan
nilai yang baik, yaitu IPK 3,42. Memang tidak termasuk IPK cumlaude, namun
mempertimbangkan segala aktifitas saya ketika kuliah selain memikirkan
akademik, pencapaian ini terbilang memuaskan buat saya.
Akhirnya
saya menyelesaikan kuliah S1 tepat empat tahun. Seberasnya dari S1 saya tidak
langsung melamar pekerjaan dikarenakan masih terikat kontrak di lembaga
bimbingan belajar PRIMAGAMA yang berada di daerah Rancaekek. Enam bulan sejak
lulus saya masih menjadi tentor di PRIMAGAMA. Memang sejak akhir semester
perkuliahan saya sempat berdiskusi dengan keluarga terkait studi saya, karena
saya jadi punya keinginan untuk berkecimpung di dunia pendidikan semenjak punya
pengalaman menjadi tentor bimbel yaitu sejak semester empat, dan tidak bisa
dipungkiri bahwa faktor keturunan sangat kuat. Mayoritas karir dari keluarga
besarku berkecimpung di dunia pendidikan, sehingga mengajar merupakan hal yang
menyenangkan buatku. Hanya saja saya merasa sekedar hobi saja, namun ilmu
pendidikannya belum mumpuni. Untuk itu saya berniat mengambil akta empat untuk
menyetarakan pendidikan. Hanya saja setelah panjang lebar konsultasi dengan
orang tua, dan informasi dari beberapa dosen bahwa akta empat sudah tidak ada,
diputuskanlah untuk melanjut ke jenjang S2 saja.
Niat untuk S2 ku sudah bulat, namun masih terkendala di kemampuan bahasa inggrisku. Alhasil saya tidak jadi ikut daftar S2 di tahun 14, karena lebih memilih berangkat k kampung inggris untuk kursus bahasa inggris terlebih dahulu. Selama kurang lebih 4 bulan saya berada disana untuk hanya sekedar belajar dasar2 grammer, karena di toefl yang perlu diasah dan membutuhkan tutor khusus adalah untuk menguasai structure, yang lainnya masih bisa dilatih sendiri. selesai kursus baru saya kembali ke Bandung dan daftar S2 di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Pendidikan Kimia. Semoga setelah lulus dari UPI saya dapat mengaplikasikan ilmu saya di dunia pendidikan.
Niat untuk S2 ku sudah bulat, namun masih terkendala di kemampuan bahasa inggrisku. Alhasil saya tidak jadi ikut daftar S2 di tahun 14, karena lebih memilih berangkat k kampung inggris untuk kursus bahasa inggris terlebih dahulu. Selama kurang lebih 4 bulan saya berada disana untuk hanya sekedar belajar dasar2 grammer, karena di toefl yang perlu diasah dan membutuhkan tutor khusus adalah untuk menguasai structure, yang lainnya masih bisa dilatih sendiri. selesai kursus baru saya kembali ke Bandung dan daftar S2 di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Pendidikan Kimia. Semoga setelah lulus dari UPI saya dapat mengaplikasikan ilmu saya di dunia pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar