Diberdayakan oleh Blogger.

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Sabtu, 11 Maret 2017

Sekilas Tentang Kahhijab




Pada awalnya Kahhijab merupakan nama brand dari bros hasil karya orangg Cicalengka yang kini sudah menghasilkan produk lain seperti khimar kahhijab. Pencetus nama Kahhijab ini adalah Teh Lia Yulia Siti Rohmah, akhwat solehah yang kreatif. Bisnis ini bermula dari hobi Teh Lia memainkan jari-jarinya untuk membuat karya yang bermanfaat, yaitu bros. Ketika itu Teh Lia diajarkan rekan kerjanya membuat bros yang sederhana, yang mengantarkan The Lia ini jadi sering iseng-iseng saja bikin bros buat pribadi. Dari hobi tersebut akhirnya banyak bros yang dibikin dan terpikir untuk di jual ke teman-teman dekat di kantor. Respon teman-temannya sangat baik, sehingga Teh Lia semakin percaya diri untuk mengembangkan hobinya itu menjadi sebuah bisnis. Namun Teh Lia menemukan kendala, dimana waktu itu dia merasa butuh seseorang sebagai partner berbisnis. Di tahun yang sama Teh Lia bertemu sahabat kuliahnya di Bandung, dan iseng-iseng menawarkan untuk berbisnis bareng. Sambutan luar biasa datang dari sahabatnya itu, yaitu Teh Mia Lektriani.

Selasa, 14 Februari 2017

HANYA YANG PEDULI





Yang bisa menggerakan sebuah wadah masyarakat, baik dalam bernegara, organisasi, paguyuban, komunitas, atau perkumpulan apapun itu bukanlah pemimpinnya, bukan para petingginya, bukan yang paling berpengalaman, melainkan hanya yang peduli. Ya mereka yang peduli terhadap kemajuan organisasinya. Dan untuk tumbuh rasa peduli itu tidak mudah. Karena beribu orang ngaku peduli, nyatanya tidak. Peduli itu bukan semacam omongan belaka yang sangat ringan untuk diucapkan, namun berupa aksi nyata yang berat untuk dilakukan.
Bagaimana bisa dikatakan peduli, jika diundang untuk acara rapat yang tujuannya untuk merumuskan kemajuan suatu organisasi yang hanya setahun sekali misalkan, tidak bersedia datang. Bahkan untuk rapat online saja, yang bisa dilakukan dimanapun tidak pernah muncul. Lalu dimana letak kepeduliannya??
Saya peduli ko, tapi saya kan sibuk dengan urusan lain yang lebih prioritas dan penting. Itu namanya tidak peduli. Kalau peduli, pasti punya waktu yang disediakan untuk sama-sama memajukan suatu organisasi, bukan seadanya waktu. Apalagi kalau mengaku sibuk dan banyak urusan yang harus diselesaikan. Itu artinya harus sudah terbiasa dengan kesibukan tersebut, tanpa ada yang dikesampingkan.. Semua butuh proses belajar dan penyesuaian. Namun kalau dalam prosesnya itu begitu-begitu aja, mengerjakan yang itu-itu aja padahal agendanya banyak, ya tidak akan berubah.
Skala prioritas itu susunan kepentingan, mana yang lebih penting, maka itu yang didahulukan. Semua harus tergarap sesuai kepentingannya, bukan sama sekali tidak disentuh. Karena semuanya adalah amanah, dan amanah itu harus dipenuhi bukan??
Jadi saya nulis disini, bukan menasehati, tapi mengingatkan diri sendiri, syukur-syukur kalau banyak juga yang merasa diingatkan. Karena saling mengingatkan itu adalah kewajiban. Munculnya pemikiran ini berdasarkan pengalaman pribadi yang merasa masih lalai dengan amanah-amanah tertentu. Sepertinya harus belajar lagi manajemen waktu..
Marii merenung !!!
Ingat-ingat, apa saja yang sedang diamanahkan kepada kita??
Sudahkan kita PEDULI?

Minggu, 12 Februari 2017

Santai itu menutupi kekesalan



Pernahkah sahabat menemui orang-orang yang terlalu santai menghadapi hidupnya?? Padahal kalau dipandang dari kacamata manusia normal apa yang dialaminya itu sangat memprihatinkan, menjengkelkan dan menyesakan dada.


Okeh, saya beri contoh.
 

Contact & Sosmed

Email : mia.lektri@gmail.com - WA : 085223511585 - FB : lektriani mia - IG : lektrianimia

Doaku

Wahai Rabb Yang Maha Hidup,Yang Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan serahkan kepadaku walau hanya sekejap mata...

Moto Hidup

"Kenali diri, buat strategi, dan beraksilah, maka hidup akan lebih baik" Dont forget to say "Bismillaah"