Pernahkah sahabat menemui orang-orang
yang terlalu santai menghadapi hidupnya?? Padahal kalau dipandang dari kacamata
manusia normal apa yang dialaminya itu sangat memprihatinkan, menjengkelkan dan
menyesakan dada.
Okeh, saya beri contoh.
Suatu waktu ada seorang lelaki yang
kehilangan hp barunya, kemudian dia nelpon istrinya mengabarkan bahwa HP
android yang bari itu telah hilang, mungkin terjatuh di motor. Sontak istrinya
kaget dan kesal. Padahal si lelaki ini Cuma mengabarkan saja. Namun si istri
merespon dengan nada kesal, mungkin kesal dari keteledoran atau apa. Si lelaki
hanya bilang “ya gimana lagi, untung masih ada HP satu lagi”..
Itu sedikit potongan cerita yang
menggambarkan kesantaian seseorang. Karena tidak sedikit dengan hal semacam itu
juga, ada orang yang ngedumel, nangis, dan kecewa berat. Coba kalau
diperhatikan yang pikirannya justru kotor malah yang hanya mendengar cerita,
bukan yang mengalaminya. Dan intinya, manusia itu selalu menuntut orang
disekitarnya seperti yang dia mau. Kalau dari cerita di atas, si istri seolah2
menuntut suaminya jangan terlalu santai, mikir dikit, minimal ada penyesalan.
Si lelaki menuntut istri yang dikasih taunya jangan panic, santai saja, toh
sudah terjadi.
Yang perlu diingat bahwa Allaah
menciptakan karakter manusia itu berbeda-beda. Untuk apa? Untuk saling belajar
dalam kehidupan ini, sehingga manusia kembali kepada hakekatnya sebagai manusia
social yang tentunya saling membutuhkan dan mempengaruhi. Kalau semua karakter
dimiliki dalam satu jiwa raga, untuk apa kita mengenal orang lain, jika dengan
diri sendiri juga sudah bisa mempelajari semua karakter yang Allaah berikan.
Saya sering menemui kejadian seperti
ini dalam perjalanan hidup. Bahkan saya di lain waktu pernah menjadi orang yang
santai itu. Namun tak jarang juga saya menjadi orang yang riweuh, dan membuat panic
seluruh orang yang disekitar saya.. Saya rasa ini tidak efektif dalam hidup.
Oke yang saya ingin bahas disini,
tentang orang yang santai dalam hidup seperti contoh di atas, namun dipandang dari sisi positifnya..
Bayangkan kita punya dua orang sahabat
yang berbeda kepribadian, yang satu santai banget, yang satu riweuh banget.
Mungkin dua-duanya mengesalkan. Yang santai susah diperhatikan, bisa jadi
kurang peka terhadap stimulus dari sekitar, sehingga orang yang didekatnya
merasa kesal. Yang riweuh mengganggu jiwa raga dengan keriweuhannya, dan tipe
ini tidak jarang bisa mengganggu disaat kita juga lagi sibuk. Mana yang
mendingan?? Hee..
Namun menurut pandangan positif saya,
yang santai lebih menenangkan, kita nya saja yang mendramatisir keadaan…
Padahal dengan santai itu menutupi kekesalan. Dengan harapan tidak ada
kekhawatiran/ kepanikan dari orang disekitar. Karena keriweuhan itu akan
menularkan kepanikan kepada orang sekitar, sehingga mengganggu pikirannya.
Bukankah kita diperintahkan untuk tidak menjadi beban buat orang lain? Termasuk
beban pikirannya.
Itulah pemikiran khusnudzon saya
terhadap orang yang santai menghadapi problematika hidupnya.
panya yg waarbiasa ???
BalasHapusMakasih bang... Masih ngawur jg, maklum bru bljar nulis.. xixixi
BalasHapusSudah saya follow yaa..
BalasHapusFolback skr..