Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 12 Februari 2017

Santai itu menutupi kekesalan



Pernahkah sahabat menemui orang-orang yang terlalu santai menghadapi hidupnya?? Padahal kalau dipandang dari kacamata manusia normal apa yang dialaminya itu sangat memprihatinkan, menjengkelkan dan menyesakan dada.


Okeh, saya beri contoh.

Suatu waktu ada seorang lelaki yang kehilangan hp barunya, kemudian dia nelpon istrinya mengabarkan bahwa HP android yang bari itu telah hilang, mungkin terjatuh di motor. Sontak istrinya kaget dan kesal. Padahal si lelaki ini Cuma mengabarkan saja. Namun si istri merespon dengan nada kesal, mungkin kesal dari keteledoran atau apa. Si lelaki hanya bilang “ya gimana lagi, untung masih ada HP satu lagi”..


Itu sedikit potongan cerita yang menggambarkan kesantaian seseorang. Karena tidak sedikit dengan hal semacam itu juga, ada orang yang ngedumel, nangis, dan kecewa berat. Coba kalau diperhatikan yang pikirannya justru kotor malah yang hanya mendengar cerita, bukan yang mengalaminya. Dan intinya, manusia itu selalu menuntut orang disekitarnya seperti yang dia mau. Kalau dari cerita di atas, si istri seolah2 menuntut suaminya jangan terlalu santai, mikir dikit, minimal ada penyesalan. Si lelaki menuntut istri yang dikasih taunya jangan panic, santai saja, toh sudah terjadi.


Yang perlu diingat bahwa Allaah menciptakan karakter manusia itu berbeda-beda. Untuk apa? Untuk saling belajar dalam kehidupan ini, sehingga manusia kembali kepada hakekatnya sebagai manusia social yang tentunya saling membutuhkan dan mempengaruhi. Kalau semua karakter dimiliki dalam satu jiwa raga, untuk apa kita mengenal orang lain, jika dengan diri sendiri juga sudah bisa mempelajari semua karakter yang Allaah berikan.


Saya sering menemui kejadian seperti ini dalam perjalanan hidup. Bahkan saya di lain waktu pernah menjadi orang yang santai itu. Namun tak jarang juga saya menjadi orang yang riweuh, dan membuat panic seluruh orang yang disekitar saya.. Saya rasa ini tidak efektif dalam hidup.


Oke yang saya ingin bahas disini, tentang orang yang santai dalam hidup seperti contoh di atas, namun dipandang dari sisi positifnya..

Bayangkan kita punya dua orang sahabat yang berbeda kepribadian, yang satu santai banget, yang satu riweuh banget. Mungkin dua-duanya mengesalkan. Yang santai susah diperhatikan, bisa jadi kurang peka terhadap stimulus dari sekitar, sehingga orang yang didekatnya merasa kesal. Yang riweuh mengganggu jiwa raga dengan keriweuhannya, dan tipe ini tidak jarang bisa mengganggu disaat kita juga lagi sibuk. Mana yang mendingan?? Hee..


Namun menurut pandangan positif saya, yang santai lebih menenangkan, kita nya saja yang mendramatisir keadaan… Padahal dengan santai itu menutupi kekesalan. Dengan harapan tidak ada kekhawatiran/ kepanikan dari orang disekitar. Karena keriweuhan itu akan menularkan kepanikan kepada orang sekitar, sehingga mengganggu pikirannya. Bukankah kita diperintahkan untuk tidak menjadi beban buat orang lain? Termasuk beban pikirannya.


Itulah pemikiran khusnudzon saya terhadap orang yang santai menghadapi problematika hidupnya.

3 komentar:

 

Contact & Sosmed

Email : mia.lektri@gmail.com - WA : 085223511585 - FB : lektriani mia - IG : lektrianimia

Doaku

Wahai Rabb Yang Maha Hidup,Yang Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan serahkan kepadaku walau hanya sekejap mata...

Moto Hidup

"Kenali diri, buat strategi, dan beraksilah, maka hidup akan lebih baik" Dont forget to say "Bismillaah"