Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 03 Juni 2012

INI CERITAKU, APA CERITAMU ??




PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Illahi Robbi, karena berkat rahmat dan hidayahnya saya pada hari ini, jam ini, detik ini dapat memulai menulis, padahal keinginan menulis ini sudah dari tahun-tahun yang lalu, tapi kemalasan selalu menyergapi. Hingga akhirnya sekarang lah waktu yang dirasa tepat untuk menulis, ketika kemauan bertemu dengan kesempatan . . . bisa dibilang sekarang kemauan itu datang lagi, dan seiring dengan itu kesempatan sangat terbuka lebar . . . inilah yang patut saya syukuri saat ini. Terima kasih Ya Allah.
Dari sekian banyak tulisan maupun novel yang saya baca, semuanya menginspirasi saya untuk menulis. Dibenakku terbersit “orang lain yang dulunya tidak ada apa-apa pun bisa menulis, dan buah dari keuletan ia menulis bisa dikagumi dan dihargai masyarakat luas”. Sebelumnya saya berfikir, orang-orang yang berpendidikan tinggi dan berintelek yang bisa menulis. Setelah saya melihat beberapa fenomena, ternyata dugaanku salah. Seorang mahasiswa yang masih bau kencur seperti saya ini, boleh menulis, tak ada yang bisa melarang. Prinsipnya, sejelek apa pun dan seancur apapun tulisan kita, itu tetap hasil karya kita sendiri, yang kebanggaannya tidak bisa diukur dengan apapun apalagi dibeli dengan uang. Dengan begitu rasa percaya diri mulai tumbuh. Tapi orang berpengalaman bilang, “Jangan mudah puas dengan satu tulisan, terus berkarya dan memperbaiki tulisan yang lalu supaya bisa lebih baik lagi.” Benar kata mereka, kapan kita bisa dihargai oleh masyarakat luas, jika tulisan yang kita buat Cuma satu, hancur pula...(ha.ha.ha). seenggaknya kalo sudah sering menulis, kita tahu dimana letak kesalahan kita menulis.
Saya jadi malu bilang mau menulis, karena apa yang akan saya tulis ini tidak penting untuk kebanyakan orang. Mungkin pengalaman pribadi seseorang sangat bermakna bagi siapa saja. Tapi pengalaman yang seperti apa dulu?? Pengalaman seperti yang akan aku ceritakan ini kah??? (oh,,,bahagianya aku ini jika iya...haha). dari tulisan-tulisan yang saya baca, kebanyakan cerita pribadi yang dikagumi banyak orang tuh yang menginspirasi si pembaca. Misalkan cerita seseorang yang bisa kuliah berkat kegigihannya, atau cerita si anak yang bisa menghajikan kedua orang tuanya. Jelas lah tulisan-tulisan seperti itu sangat menginspirasi jiwa si pembaca, termasuk saya.
Ternyata sudah cukup panjang saya bertutur. Saya belum menyentuh sedikitpun inti dari apa yang akan saya tulis. Walaupun malu tetap menyelimuti, tapi saya harus tetap percaya diri. Ya disini saya akan menulis pengalaman saya ketika liburan kemarin. Saya menyadari tulisan ini tidak banyak disenangi kalu dilihat dari garis besarnya. Intinya liburan ke Dufan. Mungkin orang lain yang sudah liburan ke Paris, Amerika, Belanda, dll gak sombong seperti saya, sampai dibikin tulisan segala. Tapi pada dasarnya disini saya bukan ingin mengexpose liburannya, tapi lebih ke ingin belajar menulisnya. Kalau mengingat liburannya, mungkin semua orang bisa melakukannya. Tapi kalau menulis, saya gak yakin semua orang bisa melakukannya.
Wah banyak sekali ucapan terimakasih yang harus saya sampaikan pada kesempatan kali ini, sehingga keinginanku berlibur ke Dufan dapat terealisasi, yang pada akhirnya aku berkeinginan merangkum liburan kali ini ke dalam sebuah tulisan..  Boleh lah saya uraikan satu per satu.
1.     Kedua orang tuaku, terutama bapakku.
Saya acungin JEMPOL deh buat bapak ku. Orangnya chu-X, tapi peduli. Mungkin berkat orang tua ku lah, waktu itu saya bisa berangkat berlibur ke Dufan. Karena saluran materi dari beliau, saya bisa sampai di Kota Metropolitan, dan bisa memasuki kawasan hiburan seperti Dufan. Makasih Pak, semoga liburan ku kemarin berkah.
2.    Kedua saudaraku, Hendra dan Eva.
Kadang kesel nih aku dengan mereka...hahaha. Tapi subhanallah saya lebih sering bangga dengan mereka. Yah bisa dibilang mereka berperan aktif dalam hidupku, pokoknya mereka bukan kakak biasa. Khususnya untuk A Hendra, yang bikin aku berani bepergian sendiri. Saya gak akan bisa berangkat tanpa ada keberanian.
3.    Sahabat kuliah ku Nedhia Anggaraeni Seftiani.
Makasih shob !!!, maafkan aku shob !!!, dua kata itu yang pantas keluar dari mulutku. Aku bilang makasih, karena dia yang pertama kali mengajaku untuk liburan ke Dufan. Dngan tekad dia untuk bisa liburan bareng, memperkuat tekadku pula, bahkan tekadku bisa dibilang lebih kuat dari benteng raksasa China...(Lebay deh jadinya). Aku minta maaf, karena suatu hal, akhirnya aku berangkat sendiri. Pantaslah aku dibilang tega...heuheu. Dia yang memulai, aku yang mengakhiri. Dia yang punya ide, aku yang merealisasikan. Kita punya angan-angan bersama, hanya aku yang jadi pergi... Maafkan aku !!!
4.    Sepupuku, Listy Hikmatin.
Aloooo kuuu,,, betapa dirimu sangat bermakna buatku..(Ha.ha..aku Lebay lagi). Karena dirimu aku jadi ke Dufan, kalo gx ada dirimu mungkin hanya jadi ke Jakarta, terkubur sudah harapanku untuk bisa liburan ke Dufan. Karena dirimu juga, bibiw terinsfirasi untuk mulai menulis...hehe (teringat proposal hidupmu lhoh...). Karena dirimu sendal bibiw copot . . . (Eh enggak deng, gx nyambung ya??? Ha,ha,ha).
5.    Sepupuku, Lius
Tak ada habisnya lisan ini mengucap terimakasih untuk Lo Iyu. Makasih, makasih, makasih. Kebaikanmu tak akan aku lupakan. Karena mu, waktu yang sempit dijadikan luas, biaya yang mahal dijadikan murah, ketakutan dijadikan keberanian. Dia yang ngebela-belain cuti kerja hanya untuk nganter kami ke Dufan, sosok apa namanya kalo bukan sosok orang yang baik...hee...Semoga saja tenaga, pikiran, materi, yang beliau sumbangkan untuk kami, diganti berlipat-lipat oleh-Nya. Andaikan aku punya seribu tangan, akan aku acungkan seribu jempol. Sayang punya dua tangan, ya sudah dua jempol aja yang saya acungkan.
6.    Saudaraku, Kang Uman
Makasih sekali, karena berkat beliau Kami bisa berbaring di kasur, bukan di kolong jembatan, berkat beliau pula kami bisa makan enak, bukan makan hasil pungutan dari sampah. Kalau tak ada beliau, apa bedanya kita dengan gembel...haha. Untung masih ada yang mau menampung kami...hee
7.    Kakak Iparku, Firda
Teteh ku, makasih ya kameranya !!! karena te2h kita bisa mengabadikan hari bahagia di Dufan. Karena te2h aku gak akan di bilang boong. Karena zaman sekarang tuh liburan kemanapun, jika gak ada bukti berupa foto, mungkin orang-orang gak akan percaya. Makanya saat bepergian, kamera tuh sangat penting kawan !!! lebih penting Kamera deh daripada HP,,,,(Penting dua-dua nya deng, kalo nyasar gx ada HP gmna ?? ). TOP deh buat th firdha...
Runtutan orang-orang yang saya sebutkan sangat mendukung keberangkatanku, sangat mendukung kebahagiaan hidupku...Thanks to all...


Tasikmalaya, 3 Agustus 2010
Salam bahagia

Penulis


LO LISTY PENYELAMATKU
Angan-angan, mimpi, keinginan mestinya diramu dalam sebuah realisasi. Liburan ke Dufan tanpa implik-implik orang tua dan sekolah mungkin awalanya hanya mimpi. Karena saya lebih sering liburan jauh tuh kalo diajak orang tua, itu pun bukan acara keluarga tapi dari sekolah orang tua. Lebih sering lagi jika sekolahku sendiri yang ngadain, sehingga langkah kita serasa sempit, merasa ada benteng besar yang menghalangi langkah ini.
Sekarang, seiring dengan bertambahnya kedewasaanku, kepercayaan dari semua orang tertumpah. Kepercayaan untuk bisa menjadi sopir kehidupan sendiri, yang mampu membawa diri dari jurusan kegelapan menuju keterangan, dari jurusan keburukan menuju kebaikan, dari jurusan kemiskinan ilmu menuju kekayaan ilmu. Semua kepercayaan itu diberikan oleh orang tua dan saudara-saudaraku. Karena ada kepercayaan itu saya bisa menghirup udara di tempat manapun yang saya inginkan.
Hari itu hari rabu, saya sibuk sekali mendata teman-teman yang sekiranya bisa menemaniku liburan. Yah memang pada awalnya saya optimis untuk liburan dengan temanku Nedhia Anggraeni. Tapi izin orang tua itu penting saudaraku !! Sekilas bisa ditebak, gagalnya keberangkatan dia karena tertahan oleh izin orang tua. Disini aku harus bersyukur, dimana setiap langkahku selalu diiringi oleh restu orang tua. Kemanapun aku ingin pergi, alhamdulillah izin orang tua selalu mengikuti.
Tibalah aku di puncak kekesalan. Tak ada satupun teman yang bilang “iyah, aku mau”. BT nya aku saat itu, serasa ingin mengulur waktu agar rentang waktu dari hari ini ke waktu keberangkatan kurang lebih sebulan lagi. Supaya ada waktu buatku untuk mengintip kira-kira siapa yang bisa dijak liburan. Kalo mepet kaya gini kan pasti pada gak mau, kebanyakan berat di biaya. Kalo banyak waktu, lumayan bisa suruh aku nabung dulu. Hee..... Nasi sudah menjadi bubur, aku hanya punya satu hari lagi, untuk membujuk orang-orang. Ku terima berbagai alasan dari teman-temanku, yang intinya MENOLAK. “Kenapa gak bilang dari dulu?”, “aku lagi gak punya duit”, “aku juga lagi liburan nih”....Sumpeh temen-temenku tuh banyak cingcong, intinya GAK MAU. Bahkan ada temanku yang nyampe 10 smsan, biasa lah nanya “kapan?”, “Sama siapa aja?”, “Ngnep dimana? “. Pada saat itu hatiku sangat amat senang n girang sekali, karena sms seperti itu pertanda baik, dia mau ikut. Tapi siapa mengira kalo segitu banyak sms hanya basa basi dan omong kosong belaka. Tiga sms terakhir batinku mulai menciut, malapetaka menghampiri, dan akhirnya benar-benar terjadi. “NGGAX AH”. Dengan santainya dia bilang begitu, sementara aku merana disini. Huhu....Saking keselnya, aku hapus semua sms yang bikin kepalaku cunat-cenut.
Ya sudahlah, aku niatkan untuk berangkat sendiri. Untuk mengobati rasa kesalku, aku bergumam dalam hati “Kenapa aku mesti ajak-ajak orang, bukankah aku juga sering bepergian sendiri? Apalagi ini Cuma ke jakarta yang hanya butuh waktu 2,5 jam dan nantinya pun akan dijemput”....Kalau dibilang butuh temen pas di bis, boonk banget. Orang kerjaan di bisnya juga tidur...haha. BT ini sudah tingkat Jendral, sampai kantuk mulai menghampiri. Gx terasa tuh lama-lama mata mulai terkatup, sampailah aku pada puncak tidur pulas. ZzZZZzzzZZ , . . .
Bangun tidur ko aku jadi inget lagi tentang kesendirianku dalam keberangkatan ntar. “Masa aku liburan sendiri?? Gak seru tuh. Kalaupun aku berangkat, pasti Cuma diem di rumah sodara z, mana mungkin aku maen ke Dufan sendiri?? Oh My God”. Bukan liburan namanya jika gak bikin hati ini senang. Aku harus mengulang kejadian sebelum tadi aku tidur..Ya, aku mulai mengingat-ingat orang yang bisa diajak pergi. TET,,,Pikiranku terarah pada satu NAMA “Lo Listy”, ya lo listy. Ada kemungkinan dia mau ikut, coz kalo gx salah dulu dia pernah ada keinginan untuk liburan bareng ke tempat yang agak jauh gitu. Ku pegang lagi HP, Ku mulai mengetik kata-kata rayuan, SEND !!!. Sudah, aku tinggal nunggu balasan. . . . yESsSSS, Aku jadi pergi, aku bakal maen ke Dufan, aku bakal naik HISTERIA yang menjadi salah satu tujuanku ingin ke Dufan. Yess Mimpiku jadi nyata. Aku bisa liburan tanpa implik-implik orang tua atau sekolah.
Lo Listy, kau penyelamatku. MAKASIH yah !!!!!!!


SANDALKU LUKA, HIDUPKU MALANG
Tibalah waktunya aku berada di perjalanan menuju Jakarta. Aku senang sekali “Hey, kota Metropolitan, I’am comming” . . . Aku merasa orang udik yang baru pertama kali mengunjungi sebuah kota. Padahal tak sekali, dua kali aku menginjakkan kaki di tanah kota, bahkan sejak duduk di bangku SMA aku berada di lingkungan perkotaan. Yah karena mungkin Jakarta sangat berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia. Jakarta merupakan raja keindahan, raja keramaian, dan raja kesenangan.
Ketika berada di bis, aku begitu menikmati perjalanan menuju Jakarta. Aku diantar oleh sebuah bis kebanggaan setiap orang “PRIMAJASA”, Rajanya bis yang paling murah, tetapi lumayan nyaman. Tak sedikitpun aku tahu, dimana aku harus berhenti. Yang aku tau harus berhenti di PGC Cililitan. Tempat itu sangat asing buatku, jangankan tau dimana tempatnya, ngedenger pun baru kali ini dari saudaraku. Tapi yang aku herankan, tak ada rasa takut sedikit pun, yang ada aku sangat senang dalam kebimbangan ini. Aku selalu percaya, jika dibarengi tekad yag kuat, kemanapun tujuan kita pasti Allah akan mengantarkannya dengan selamat. Dan ungkapan itu selalu aku ingat jika bepergian ke tempat yang belum aku tahu. Alhasil, perjalananpun selamat dan sampai ke tempat tujuan.
Kami tidak diturunkan di PGC Cililitan, melainkan di Pul Primajasa, sekitar beberapa meter dari PGC. Kata mas sopir sih, gak boleh turun di PGC, harus di pul nya. Ya sudah saya nurut aja, tak ada alasan aku untuk mengelak, tau apa aku tentang kota jakarta. Pokoknya aku serasa orang bego yang oon dan bertitel bodoh. Oh sebegitu tolol nya aku ???  (TidaaaAAAAAAAkkkkKKK . . . . . . . )
Akhirnya kami sampai juga. Turun dari bis ko makhluk diperut pada berisik minta sumbangan ya??? Mau jajan, tapi ujan. Ya sudahlah kita hanya bisa diam sambil memandangi gemerincik ujan, yang kian menderas. Niatnya kami menunggu Lo Iyu ngejemput, tapi naudzubillah lamanya minta ampun. Kayaknya kalo di Jakarta menunggu tuh santapan orang-orang setiap hari. Karena ya pasti macet. Ujan mulai reda, kaki mulai melangkah ke toilet. Yang ujung-ujungnya belok ke sebuah warung kecil di tepi pul PJ. Selangkah lagi kakiku tiba di teras warung,, JeppRRuuuutttttt sandalku copot. Hemm malunya aku bukan kepalang. Kalo jarak pul PJ – Kostan kayak dari kampus ke bunderan Cibiru, saat itu pula aku akan balik arah dan mengganti sandal ke kostan. Tapi saya di Jakarta sayang, apa kata DUNIA jika aku saat itu balik lagi gara-gara sandalku copot. Oh My God gak lucu sekali tragedi ini.
Tak peduli sandalku copot, tak peduli semua mata tertuju padaku, yang pasti perutku laper dan harus segera mendapatkan suplai makanan yang bisa mengenyangkan. Kesel aku sama sandalku, pasti si sandal seneng karena orang-orang pada ngeliatin, serasa artis deh dia. Padahal aku Malu, campur kesel, campur pingin ketawa, es campur deh jadinya...hee. Tanpa aku sadari ada seseorang nan jauh disana yang memperhatikanku. Dia iba mungkin ngeliat langkahku yang mulai keliatan gak nyaman... aku jadi malu dapat perhatian yang konyol. “neng, coba beli hansaplas nanti dibantu masangin”. Aneh sangat tu orang, siapa lagi yang luka orang Cuma sandal copot. Aku jadi bingung pas mau beli hansaplas, tu orang ngiranya aku luka kali ya. Aku nanti kan jadi malu pas ngeliatin kaki, ternyata gak luka, sandalku yang luka. Seandainya orang-orang ngetawain aku, Mau dikemanain mukaku bang??? Aku beranikan diri menghadap si bapak-bapak itu, eits ternyata prasangka si bapak sesuai. Emang dia ngiranya sandal aku copot. Sandalku dibalut hansaplas, kaya yang luka gitu, untung gak keluar darah. Jadi sedih aku ngeliatnya. “Maafkan aku telah lalai dalam menjagamu (AiiihhHh lebay)”......
LUMAYAN sandalku bisa dipakai lagi, walau gak sanggup berdiri karena akan menanngung malu. Memang beban yang sangat berat itu ketika menanggung rasa malu, lebih berat daripada menanggung besi 1 ons. (Hee, ya ea lah . . .). dari sejak itu serasa hidupku malang benar. Aku lebih banyak mendoakan sandalku ketimbang aku. “Ya Allah lindungi sandalku, kuatkan Dia agar bisa mengantarkanku sampai ke tempat tujuan!!”. seperti itulah aku berdoa, karena mungkin tanpa sandal itu aku gak bisa ngapa-ngapain.
Happ,,,aku melahap makanan yang baru saja aku beli dari warung. Disampingku ada sosok bapak-bapak setengah baya. Pas aku menoleh, sekalian aja aku tawarin. “Pak, bala-bala??” ko si bapak itu malah ketawa. Apanya yang salah sih?? Udah baik-baik aku nawarin, gak ada tuh orang lain yang lagi makan terus nawarin ke bapak. Huh reses deh. “aduh neng d Jakarta mh namanya bakwan, bukan bala-bala. Kalo di Bandung iyah”. . . si bapak bikin malu aku aja. Kurasa aku tinggal di bandung udah bener-bener di Kota gituh, seenggaknya sama-sama kota besar dengan Jakarta, eh pas ke Jakarta tetep saja serasa wong deso. Hahaha... Di kota Metropolitan ini, bala-bala pun bikin aku malu.
Sejam sudah kami menunggu jemputan. Gara-gara tragedi sandal copot dan si bala-bala aku makin kesal karena tak bisa banyak bergerak, yang menjemput pun tak kunjung datang. Oh Tuhan, samapai segini malangkah nasibku ini???. Rasanya pingin cepet-cepet aku pergi dari tempat ini, sumpeh deh udah kagak nyaman. Banyak sekali aku menanggung beban malu hari ini . . . Oh no . . .

SURGA DI MALAM HARI
Udara malam hari mulai menusuk sampai ke tulang rusuk. Gemerlap malam kota metropolitan mulai terlihat. Tulisan-tulisan di tembok gedung yang tadinya nampak jelas sekarang mulai hilang ditelan kegelapan malam. Kami pun larut dalam keindahan Kota Jakarta di malam hari yang ditaburi gemerlap sinar lampu. Aku sempet bergumam dalam hati “Akankah kampungku tercinta kelak akan menjadi tempat seindah dan seramai Kota Jakarta ini??”. Lamunan aku yang berandai-andai ini terhenti oleh sosok laki-laki yang baru saja tiba, oh ya dia Lo Iyu yang akan menjemputku. Mukaku tampak sudah kusam, hati ini tampak kesal, tapi jantung ini melonjak-lonjak girang. Tak bisa aku sembunyikan bahwa malam ini aku bahagia. Kekesalan selama menunggu dibayar lunas oleh kedatangan Lo Iyu yang menyodorkan berjuta pengalaman.


PAK, BAJAY !!
Jemputan telah tiba, kami pun riang gembira. Sebentar tanggungan malu itu mulai meringan. Sedikitnya aku bisa menghirup udara malam yang sangat sejuk. Kita sempet duduk-duduk dulu, dan pesen minuman sbelum melanjutkan perjalanan menuju Cakung. Setelah rasa haus ini sudah merasa terobati, kami pun mulai beranjak dari tempat duduk. Sasaran angkot sekarang yaitu angkot 29. Beda banget sama di Bandung. Kalo di bandung angkot tuh terkenalnya dari trayek tujuan, sedangkan di Jakarta lebih dikenal lewat nomor nya. Kayaknya emank lebih enak dari nomor nya, jadi lebih simpel gituh. Sama loh di Jakarta kaya di Tasik....





1 komentar:

  1. My Health Tips Online - is a free Health Blog for global online users, where you can ask your queries and get and get answered

    Contact us :
    My Health Tips Online

    BalasHapus

 

Contact & Sosmed

Email : mia.lektri@gmail.com - WA : 085223511585 - FB : lektriani mia - IG : lektrianimia

Doaku

Wahai Rabb Yang Maha Hidup,Yang Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan serahkan kepadaku walau hanya sekejap mata...

Moto Hidup

"Kenali diri, buat strategi, dan beraksilah, maka hidup akan lebih baik" Dont forget to say "Bismillaah"