Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 23 Mei 2012

Pengalaman PKL di PERTAMINA Balongan



            Hari ini hari rabu jadwal keberangkatan pertamaku ke tempat PKL, tepatnya ke PERATAMINA Balongan, Indramayu. Tersirat aura bahagia dalam wajahku. Pasalnya tempat PKL yang diharapkan bisa terwujud dalam hitungan hari. Alhamdulillahirabbilaalamiin, teringat 2 minggu yang lalu ketika kami mendapatkan surat balasan dari PERTAMINA.
Dengan dikerumuni teman-teman tersayang, kubuka email dari Pak Adi. Masih terekam jelas di memory, 1 kata yang tak akan pernah lupa “DITERIMA”. Sujud Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami haturkan, pelukan erat dari seorang sahabat masih membekas di tubuhku. Ya Nedhia Anggraeni Seftiani sahabat seperjuangan yang sama-sama hari ini berangkat denganku.
            Kami berangkat tepat pukul setengah enam pagi dengan bis Damri. Dengan bermodalkan uang tujuh puluh lima ribu rupiah, kami bisa sampai ke tujuan. Perjalanan selama 4 jam membuat kami sedikit kelelahan. Tapi misi belum tertunaikan, maka dilarang keras untuk bersantai-santai.
            Gerbang PERTAMINA di depan mata. Bangunan besar terbentang tinggi. Satpam yang berdiri nampak tegas melontarkan sapaan “Ada yang bisa dibanu Mba?”. Belum sempat kami menjawab, malah kami dihujani teguran yang menurut kami hal sepele. “kalian dilarang masuk !!! tidak boleh menggunakan sepatu kaya gini disini, ini tempat kilang minyak, bahaya”. Untung ada Pak Yanto, yang memang niat kami temui. Tak lama kami nunggu beliau datang atas permintaan kami melalui telepon. Perbincangan singkat terjadi, dan berakhir di pertanyaan “mau lihat kostan dulu atau bikin ID card dulu?”. Dengan berbagai pertimbangan, diputuskan untuk melihat tempat kost dulu. Ada yang lucu dalam perjalanan ke tempat kost. Pak Yanto bilang, “silakan jalan duluan, saya nyusul dari belakang”. Di pikiran kami, kita jalan duluan, sementara kita jalan pak Yanto mempersiapkan mobil dan menjemput kita di persimpangan jalan. Sedikitpun saya tidak menoleh, hanya saja Iya nengok ke belakang dan nampka terkejut sambil bilang “eeeeeeehhhh” dengan gaya khasnya. Dengan mimik penasaran aku pun menoleh.... “HAHAHAHAHA”. Yang dikira bawa mobil, ternyata pake speda kuning... kita digiring dengan sepeda dibawah terik... mana jarak ke kostan lumayan jauh dengan ukuran pejalan kaki. “Panas sekali singgasanamu Bihoooo”.
            Sampailah kami dikostan yang Pak Yanto tawarkan. Penilaian pertama “lumayan enakeun” ditambah fasilias yang memadai. Ada kasur 2, lemari 2 bagian, meja, kursi, TV berwarna 14”, WC di dalam. Setimbang dengan biaya yang harus kita keluarkan yaitu Rp 550.000,00 untuk satu kamar. Kenyamanan kostan itu dilengkapi dengan pemilik kostan yang terbilang ramah. Sekitar 30 menit kita ngobrol-ngobrol dengan Pak Yanto dan pemilik kostan.
            Agenda selanjutnya pembuatan ID card. Pak Yanto bertutur kalau pembuatan ID card ini menghabiskan waktu yang cukup lama. Dan benar terbukti demikian. Diawali dengan penyerahan surat balasan pertamina ke gedung Pusdiklat dan ditukar dengan surat rujukan pembuatan ID card. Surat rujukan dibawa ke gedung putih untuk direkomendasikan, dan entahlah kita tdk tahu maksudnya apa. Gedung putih ini begitu nyaman, tidak kalah dengan gedung putih BI. Ruangannya nampak elegan. Keramahan penghuni di dalamnya pun membuat kita betah berada disini. Lagi-lagi harus mengucap syukur atas nikmat hari ini.
            Setelah beres mengurusi berkas di gedung putih ini, selanjutnya kita beranjak ke Wisma Jati untuk pembuatan ID card nya. Jarak yang ditempuh lumayan jauh sampai harus menggunakan elp untuk sampai kesana. Ditambah lagi sempat nyasar dulu karena salah menyebutkan tempat tujuan kepada kondektur elp. Kami malah bilang Wisma Jaya, entah dapat darimana kata Jaya itu. Begitu lancar kata itu terlontar dari mulut. Alhasil mendatangkan kesesatan. Kami diturunkan di daerah Singa Jaya. Waduuuhhh ....
Lagi-lagi bertanya modal jitu untuk melenyapkan kesesatan. Angkot 01 kami naiki, dan benar kita sampai di depan tempat tujuan. Dengan mudah kami temukan lokasi yang dimaksud. Yang dilakukan disana yaitu pengisian formulir dan pemotretan. Proses demi proses kami lewati, didapatlah ID card mentah tinggal cetak. Kembalilah kita ke gedung putih untuk melakukan pencetakan. Tak lama ID card pun jadi. Betapa senangnya kita dapat ID card, serasa sudah menjadi pegawai di Pertamina. AMIIN...
04 Mei 2012
            Hari ini hari pertama aku mulai masuk PKL. Di peraturan tertera masuk pukul 07.00, aku+Iya berangkat pukul 06.30 ke PERTAMINA. Tujuan utama kami yaitu gedung laboratorium bagian ADM. Ya kami kesana untuk membawa memo. Disana kami bertemu teman-teman dari Univ lain yang pembimbingnya sama yaitu Pak Eko. Mereka berdua berasal dari Politeknik Ujung Pandang. Busyyeet jauh banget...Ujung pandang itu kan di Makasar, Makasar itu di Sulawesi Selatan. Sulawesi selatan itu kan beda pulau dengan kita. Subhanallah orang lain begitu hebat perjuangnnya untuk dapat tempat praktek yang layak. Pas ditanya ongkos kesini, pesawat aja sudah 600.000, itu tuh lagi diskon, kalo nanti balik bisa sampe sejuta lebih. Perjuangan yang patut dihargai.
            Memo tadi dirujuk ke unit-unit yang ada di PERTAMINA, yaitu :
04 Juni ke Unit RCC dan DHC
05 Juni ke Unit HSC dan UTL
06 Juni ke Unit Oil Movment..
            Karena hari ini tanggal 4 Juni, otomatis kita memasuki unit RCC dan DHC terlebih dahulu. Langkah pertama kita berempat masuk ke ruangan kepala Unitnya, disitu kita diberi gambaran mengenai RCC secara umum. Setelah penjelasan cukup barulah kita dibawa ke control room. Control room ini merupakan tempat oprasional dari berbagai aktivitas di lapangan. Itu sih pengertian singkatnya yang saya pahami. Setelah selesai dilanjut ke kilang, untuk melihat secara langsung prosesnya sepeerti apa. Lumayan seru juga bisa melihat proses nya secara langsung. Berhubung ke lokasi kilang lumayan jauh jadi kita diantar pake mobil oleh Pak Jepri. Pkonya disana kita diperkenankan bertanya apapun. So kalo mau bisa ya bertanya. Alat-alatnya begitu besar2 dan canggih. Subhanallah pokoknya.
            RCC sudah kita kuasai mentahnya, sekarang lanjut ke DHC. Nah di DHC ini ada 2 unit yaitu AHU dan HTU. Nah yang menurut saya paling enak tuh di AHU. Penjelasannya begitu ngena, maksudnya tersampaikan. Selidik punya selidik, si bapaknya itu ternyaata dari Ciamis, dulu sekolah di SMA 1 Tasikmalaya, lumayan dekat lah dngan SMA ku dulu...xiixiixii... sampai saya masih ingat apa AHU itu => Atmosferik Residu Hidrodemineralization Unit. Fungsinya untuk mengurangi kandungan metal yang ada dalam residu dari 42ppm mjd 20ppm. Mantap ilmuku hari ini berkat bertmu beliau. Seenggaknya ada ilmu yang nyangkut...kan jarang2.hihihi..
            Keasikan tidak cukup disana, jepretan kamera disana sini membuat perhatian kami terhenti, tiba-tiba banyak orang asing berseragam rapih memasuki ruangan. Ada apakah ini?? Ternyata sedang ada pemeriksaan dari Badan apa gitu, pkoknya mereka dari Jakarta. Sempat kami bersalaman dengan kepalanya, sosok yang begitu berwibawa, yang ketika dua bola mata memandangnya tak bisa berkedip. (Lebaaayyy).

Masih panjaaaaaaaang bangeeeeeet kalau harus diceritain sebulaaan..
Intinyaa saya senang pernah menjadi bagian dari pertamina. Sungguh pengalaman yang luarbiasa.. suka dan duka. Ahhhh pokonya the best deh...

Ini salah satu foto yang sempat saya abadikan.... 

           


 
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Contact & Sosmed

Email : mia.lektri@gmail.com - WA : 085223511585 - FB : lektriani mia - IG : lektrianimia

Doaku

Wahai Rabb Yang Maha Hidup,Yang Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan serahkan kepadaku walau hanya sekejap mata...

Moto Hidup

"Kenali diri, buat strategi, dan beraksilah, maka hidup akan lebih baik" Dont forget to say "Bismillaah"